Alfonsa Jumkon Wayap, Ketua Bidang Perempuan dan Anak Pengurus Pusat Pemuda Katolik.
Jayapura,SiwarWeng.Com–Melalui momentum hari emansipasi perempuan yang telah dirintis oleh R.A.Kartini dimasa itu dengan semangat, “Habis Gelap Terbitlah Terang” telah memberikan dampak positif bagi kaum perempuan di Indonesia. Meski banyak melewati berbagai tantangan dalam lingkup sosial dan ruang-ruang publik.
Perempuan sering mengalami diskriminasi dan stigma mulai dari tatanan keluarga, budaya dan aspek sosial lainnya di tengah masyarakat.
Dalam perjalanan semangat Kartini tak pernah pudar. Melalui pendidikan, perempuan telah menunjukkan, ”TERANG” yang diharapkan Kartini.
Demikian dikatakan Alfonsa Jumkon Wayap, Ketua Bidang Perempuan dan Anak Pengurus Pusat Pemuda Katolik melalui Pers Rilis yang di terima media ini Kamis 21/4/2022 pukul 11.30 Wit.
Dalam keterangannya Alfonsa, mengajak seluruh perempuan khususnya generasi milenial di era 4.0 saat ini bangkit dan memberikan dampak positif serta harus keluar dari stikmanisasi yang terus melilit ruang ekspresi kaum perempuan.
“Saya mengajak seluruh perempuan, khusunya untuk perempuan generasi millenial di era 4.0 agar mampu memberikan dampak positif. Perempuan harus keluar dari stigmatisasi yang terus melilit ruang-ruang ekspresi perempuan”
Dia optimistis perempuan masa kini telah dan akan terus berkarya melalui keterlibatan diri dalam setiap proses-proses pembangunan di berbagai sektor.
“Kontribusi perempuan dalam membangun bangsa Indonesia patut diberi apresiasi. Ini merupakan satu kemajuan besar” Ujar Fonsa.
Lanjutnya lagi Hal lain yang menurutnya menjadi perhatian bersama adalah soal kesehatan dan pendidikan terhadap perempuan. Isu ini perlu mendapat perhatian serius. Terutama mereka yang berada di wilayah dengan akses kesehatan dan pendidikannya masih jauh dari harapan dan cita-cita Kartini hari ini.
“Saya mengajak kepada perempuan muda untuk bisa memberi dampak dalam setiap lini kehidupan berbangsa dan bermasyarakat. Di tengah kondisi ekonomi masyarakat lemah, misalnya, saya titik beratkan pada dua aspek: pendidikan dan kesehatan”
Ketua Komda Pemuda Katolik Provinsi Papua itupun menuturkan,Di sektor pendidikan, angka buta huruf di daerah-daerah pedalaman yang belum tersentuh akses pendidikan masih tinggi.
Bukan hanya pendidikan di bidang Kesehatan, kasus Stanting sangat berdampak pada kehidupan generasi bangsa mendatang.
Dengan demikian dibutuhkan kontribusi nyata, misalnya di bidang pendidikan. Contoh konkrit dapat dilakukan dengan menjadi relawan guru, atau terlibat dalam kader-kader kesehatan, Posyandu dan lain sebagainya.
“Saya mengajak para wanita Indonesia untuk kita teruskan semangat Kartini dalam melawan berbagai stigma ketidakmampuan perempuan”.
Semangat Kartini harus dan terus dipupuk sesuai perkembangan zaman.*
Sumber: Alfonsa/ SiwarWeng.Com
Jayapura, 21 April 2022