Jayapura- SIWARWENG.COM— Ikatan Mahasiswa Pelajar Pegunungan Bintang (IMPPETANG),se-Indonesia kota study Jayapura mengadakan ibada bersama 40 hari 40 malam atas berpulangnya Wakil Buapti Pegunungan Bintang (Alm. Pieter Kalakmabin) di Oksibil-Ibu kota Kabupaten Pegunungan Bintang pada pada satu bulan yang lalu tepatnya Kamis, 28 Oktober 2021.
Pada momen ibadah 40 malam tersebut terkesan adanya pembiaran dari pihak pemerintah Daerah. Hal ini dilihat dari persiapan pelaksanaan ibadah 40 malam yang dinilai tidak sesuai harapan Mahasiswa Pegunungan Bintang.
Bahwasanya rencana ibadah 40 malam Alm. Pieter Kalakmabin akan dilaksanakan di Asrama Pemda Pegunungan Bintang dengan melibatkan seluruh Mahasiswa yang berada di kota study Jayapura, namun tidak terlaksana.
Hal ini disampaikan ketua Ikatan Mahasiswa Pelajar Pegunungan Bintang (IMPPETANG), Steven Tengket,didampingi sekretarisnya,Enikardus Marvin Malo. Dalam pesan tertulisnya yang di terima Siwarweng.com, hari Sabtu, 11/12/2021.
Ketua IMPPETANG, mewakili Mahasiswa Pegunungan Bintang menyatakan “ belasungkawa yang mendalam atas kepergian Wakil Bupati Pegunungan Bintang pada 40 hari yang lalu.
Dirinya menuturkan,Kepergiannya meninggalkan duka cita yang mendalam bagi seluruh rakyat Pegunungan Bintang secara umum dan terlebih khususnya Mahasiswa Pegunungan Bintang.
Ibadah 40 malam yang dilakukan di Asrama Ngalum Putra merupakan bukan tempat layak untuk menghadirkan seluruh Mahasiswa IMPPETANG.
Sejak hari pertama di makamkan sampai dengan hari ke 40 hari- 40 Malam Yang dilakukan pada Hari Rabu 08 Desember 2021 lalu sebagai dompet Mahasiswa dan pelajar merasa kecewa Terhadap Pemerintah daerah Kabupaten Pegunungan Bintang.
Menurutnya, setelah mengikuti dinamika yang Terjadi, saat meninggalnya bapak wakil bupati Kab. Pegunungan Bintang hingga memasuki 40 hari dan 40 malam selama mahasiswa berduka, tidak satupun Pemerintah yang datang menujukan muka di tempat duka hingga penutupan duka atau sampai duka berakhir pada Rabu 08 Desember 2021.
Melihat ini, kami badan Pengurus IMPPETANG berpesan kepada Pemerintah Daerah Kab. Pegunungan Bintang.
Pertama, Jika ada kejadian yang serupah atau ada pejabat Pegunungan Bintang yang meninggal pemerintah daerah harus serius menangani seperti ini, bukan hanya pejabat tetapi baik itu toko adat, toko perempuan, Mahasiswa toko agama maupun Rakyat biasa supaya tidak terjadi kecemburuan sosial yang menyebabkan konflik horisontal sesama rakyat dengan prasangka yang tidak benar.
Kedua, Kami badan Pengurus IMPPETANG berharap, pembiaran yang dilakukan selama duka 40 hari dan 40 malam selama bapak Alm Wakil Bupati meninggal dunia tidak boleh terulang kembali dan kedepannya apabila ada duka lagi maka perwakilan pemerintah harus hadir dan turut melakukan pengiburan kepada keluarga duka dan kami harap juga supaya pemerintah serius dalam hal-hal seperti ini.
Ketiga, Kami sangat prihatin atas ketidak dukungan pemerintah daerah dalam acara penutupan duka ini karena Alm. Pieter sebagai wakil bupati adalah seorang figur pemimpin 02 Kab. Pegunungan Bintang yang seharunya diperlakukan secara layak oleh pemerintah daerah. Sehingga yang menjadi pertanyaan besar kami adalah “Pemimpin Saja Dilupakan Apalagi Kami Rakyat Kecil” terang Ketum IMPPETANG Itu.
Nada yang sama,Yosebus Tapyor selaku koordinator ibadah 40 malam almarhum Wakil Bupati Pegunungan Bintang, dalam keterangannya mengatakan,mahasiswa dan masyarakat yang berdomisili kota jayapura, keerom dan sentani, berpesan kepada Pemerintah Daerah Pegunungan Bintang, agar jabatan yg ditinggalkan Almarhum Piter Kalakmabin, A.md, Pemda mengikuti apa yang di kehendaki masyarakat Pegunungan Bintang, untuk menduduki kursi 02 yang ditinggalkan.
Menurut Yosebus,kursi tersebut milik masyarakat, sebab sudah di beli dengan suara, karena itu sosok seperti apa yang rakyat Pegunungan Bintang kehendaki dan layak untuk menggantikan posisi bapa Almarhum itu lah yang di akomodir,guna memperlancar kerja-kerja pemerintah kedepan”pungkasnya.
Report : Erick Bitdana
Admin : Siwarweng.com