Waghete, SIWARWENG.Com— Guru dan seluruh siswa/i SMA Negeri 1 Deiyai melakukan aksi Long march keliling kota Waghete, Kab. Deiyai sebagai tanda penolakan terhadap pergantian kepala sekolah pada hari ini, Kamis, 9 Juni 2022.
Melkion Mote, S.S, seorang guru yang menjabat sebagai kesiswaan di sekolah itu menerangkan bahwa pergantian kepala sekolah ini tidak ada dasar hukum yang jelas.
“memang benar bahwa ada pelantikan kepala sekolah dibeberapa daerah di seluruh Papua, beberapa waktu lalu di Provinsi”, kata guru mata pelajaran Agama Katolik ini. Namun, “tidak ada dasar hukum yang jelas”.
Mote juga menambahkan bahwa Marselus Tekege, S.Pd yang rencananya akan digantikan sebagai kepala sekolah di SMA N I Deiyai ini sebenarnya dilantik sebagai kepala sekolah SMK Negeri 1 Paniai namun, “rupahnya di tolak. Sampai bagaimana beliau mau datang serobot ke sini”, kata Mote di depan kantor SMA N 1 Deiyai. Mote lanjut menjelaskan bahwa dalam pelantikan di provinsi lalu, SMA Negeri 1 Deiyai tidak ada. “Di sini, di kabupaten Deiyai ini hanya ada dua sekolah yang diganti. Yaitu SMK Negeri 1 Deiyai dan SMK Yohanes Pembaptis Diyai” kata Melkion.
Aksi ini juga, kata Mote, di dukung oleh beberapa elemen: “semua siswa, bahkan tokoh-tokoh masyarakat yang ada. Lalu, seluruh alumni sekolah ini, dan orang tua siswa, kemudian seluruh dewan guru yang ada”.
Melkion menjelaskan rute long March aksi ini hanya di dalam kota Waghete. Aksi ini tidak bertujuan ke Dinas P&P Kab. Deiyai. “Karena sekolah ini di bawah naungan provinsi (dalam hal pelantikan Kepsek), maka kami tidak long march menuju dinas P&P Kabupaten”, imbuhnya.
Menanggapi aksi ini, alumni sekolah ini juga angkat suara. Deni Tekege, salah satu alumni mendukung aksi adik-adiknya dengan alasan bahwa selama kepimpinan kepsek yang sekarang ini, bpk Matius Sapan, S.Pd, ada gebrakan-gebrakan baru. “Sekolah ini sudah maju, namun seketika ada perombakan kepala sekolah, kita tahu bahwa, lain kepemimpinan, lain manjemen, lain program, sehingga kami sebagai alumni menolak pergantian kepala sekolah baru ini”, kata Tekege di depan sekolah lamanya itu.
Mewakili teman-temannya, Agnes Mote (Kelas 1 IPA III), Agnes Pekei (Kelas 2 IPA I), dan Virginia Mote (Kelas 1 IPS I) juga menyampaikan pendapatnya. Mereka kuatir jika ada pergantian kepsek baru. Menurut mereka “Kepsek yang lama telah membangun sekolah ini dengan baik. Kami kan tidak tahu, apakah kepsek yang baru ini akan membangun atau tidak. Jadi kami sangat menolak pergantian kepsek baru”, imbuh Agnes Mote yang diiyakan kedua temannya di halaman sekolahnya.
Aksi long march ini tidak berjalan lama, dilakukan dalam setengah dan atau sampai satu jam (sesuai pantauan kami/reporter). Aksi Long march berjalan baik dan lancar dari awal sampai selesai.
Reporter: Yanpit Kotouki